Minggu, 18 Oktober 2015

Detik Terakhir Bersamamu

Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 8 October 2015


Ku bangun dari tempat tidurku, ku buka jendela kamarku, dan ku hirup udara segar. Aku pun bergegas mandi, setelah beberapa menit aku langsung ke luar dari rumah dengan memakai seragam sekolahku. Tidak lama kemudian supir aku pun datang menjemputku, perlahan ku memasuki mobil tersebut. Beberapa menit kemudian, aku telah sampai di sekolah, seketika ku melirik ke sana kesini tampak seorang lelaki tampan yang sedang lewat aku pun berusaha bertanya kepada lelaki tampan itu.
“hy… kamu tahu di mana ruang kepsek?” ucapku dengan suara lembut.
“oh, ruangan kepsek, lurus aja terus belok kiri di samping ruang perpustakaan itu ruangan kepsek,” ucap si lelaki tampan itu.
“terima kasih ya..” ujarku.
“iya… sama-sama” sambil tersenyum.
Kring!!! suara bel pun berbunyi semua siswa bergegas masuk ke dalam ke dalam kelas. Tidak lama kemudian Ibu Gina pun masuk dengan diikuti seorang gadis yang masih asing dikenal oleh siswa.
“pagi, anak-anak!” memulai pembicaraan.
“pagi bu” siswa serentak.
“kita kedatangan siswa baru, silahkan perkenalkan nama kamu”
“hy, nama kau AnaTasya biasa dipanggil Tasya. Aku pindahan dari kalimantan. Semoga kalian senang dengan kehadiranku di sekolah ini”
“Tasya duduk di dekat Farel,” ucap Ibu Gina.
“iya, bu”
Setelah beberapa jam. Kring!!! bel pun kembali berbunyi yang bertanda istirahat. Tiba-tiba seseorang menjulurkan tangannya.
“aku Farel”
“aku Tasya”
“oh, ya kamu kan yang tadi bertanya di mana ruang kepsek?”
“oh… iya”
“yuk… ke kantin?”
“yuk,”
Kring!!! bel kembali berbunyi yang bertanda pelajaran telah selesai. Tiba-tiba Farel menghampiriku.
“Tasya kamu ngapain di sini, kok belum pulang?” ucap si Farel.
“aku lagi nunggu supir aku”
“daripada nunggu lama, yuk bareng aja pulangnya lagian kita satu arah”
“iya deh”
Aku pun langsung menaiki motor Farel.
Sesampai di rumah.
“Farel… terima kasih ya… atas tumpangannya” ucapku.
“iya sama-sama”
Farel pun langsung pergi.
Dan semenjak Tasya bertemu dengan Farel, Tasya semakin akrab dengan Farel. Tasya mengganggap Farel adalah sahabatnya begitupun Farel. Keesokan harinya di sekolah aku merasa kebingungan.
“Farel ke mana yah? dari kemarin Farel gak datang ke sekolah” dalam batin Tasya.
Sepulang sekolah aku langsung pergi ke rumah Farel.
“tok… tok… tok” suara ketukan pintu.
“tante Farelnya ada?”
“maaf… Farel ada di rumah sakit”
“di rumah sakit, Farel sakit tan… sakit apa?”
“gak baik bicara di luar, yuk masuk dulu”
Aku pun langsung masuk.
“sebenarnya Farel didiagnosa kanker”
“apa kanker?!” aku pun langsung meneteskan air mata.
“dan umur Farel gak lama lagi”
Aku pun langsung pergi ke rumah sakit.
“Farel… ini aku Tasya” ucap ku.
“Tasya…” dengan suara berbata-bata.
“Rel… kenapa kamu nutup-nutupin soal penyakit kamu”
“maaf… Tasya aku gak mau kamu sedih”
“Farel kamu harus kuat!”
“Tasya… maafin aku, ini detik terakhir aku bersama kamu, kamu adalah sahabat aku yang paling baik dan cantik, Tasya aku harus pergi, kamu jangan nangis…”
“Taassyyaa!!!” dan Farel pun menghembuskan napas terkhirnya.
“faarrell!!!”dengan suara teriakan.
“Rel… kamu adalah sahabat terbaikku, aku gak akan lupakan kamu” dalam batin.
Cerpen Karangan: Suci Indah Sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar